Langsung ke konten utama

Rugi Lagi di Bursa Saham, Apakah Saya Dicurangi?

“Males ah main lagi, kamu curang sihhh”.. Kata-kata ini sering kita dengar diucapkan oleh anak kecil yang sedang bermain bersama namun merasa kecewa dengan teman bermainnya. Seringkali kita berhenti bermain ketika kita mengetahui ada teman bermain kita yang melakukan kecurangan.

Hal yang sama ternyata juga sering terjadi di bursa saham, dimana ketika kita gagal meraih keuntungan di bursa saham – kita menyalahkan pihak lain yang ada di bursa dengan dalih mereka melakukan kecurangan terhadap permainan.

Dalam bursa saham, kita mengenal ada 2 tipe pelaku – yaitu bandar dan ritel. Kita sering menyebut bandar curang karena memiliki modal yang besar, akses informasi yang cepat, dan jaringan yang baik sehingga bisa mencurangi kita para pelaku retail. Dengan memberikan label bahwa Bandar curang, maka secara tidak langsung kita “mengamini” bahwa performance kita akan jelek dibandingkan Bandar. Padahal dengan mengamini bahwa Bandar memang memiliki banyak keuntungan seperti permodalan dan akses informasi yang lebih baik, namun kita juga perlu menyadari dengan dana kelolaan yang lebih besar, lebih sulit bagi Dana Institusi (Bandar) untuk bisa keluar masuk sebuah emiten saham dengan leluasa. Justru, dengan kita bisa mengenali pergerakan dari dana besar tersebut, seorang trader ritel bisa mengambil keuntungan dengan lebih cepat dan mengikuti kemana arah pergerakan dana tersebut dengan lebih leluasa.

Kalau kita menaruh label “curang” pada permainan, kita menaruh kekuatan pada hal yang ada di luar diri kita dan akan berujung pada “it’s okay for me to have this result”. Dalam pengalaman saya, biasanya orang yang mengatakan bursa saham jahat, curang – adalah orang-orang yang mengalami kerugian besar dan merasa tidak berdaya.

Dengan kacamata ini, kita bisa memilih untuk menghasilkan uang ataupun membuat alasan selama menjadi pelaku di bursa saham.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr