Langsung ke konten utama

Katanya Cuan Main Saham?

Awal mula saya mengenal saham pada tahun 2015, saat itu saya melihat di social media dan beberapa teman saya aktif memposting aktivitasnya di dunia saham. Karena saya baru belajar untuk menabung, maka sayapun bertanya ke teman saya dan meminta referensi nya untuk membuka akun saham.

Saya mulai dengan memainkan dana sebesar Rp 1.000.000 saat itu untuk menabung saham. Ternyata, bermain saham itu seru juga ya! Rasanya seperti mendapatkan mainan baru, setiap break kerja ingin cepat-cepat buka app saham untuk mengecek berapa cuan saya saat ini. Saya mulai merasakan beginner's luck untung dengan cara yang sangat simple : dengarkan apa kata teman saya.

Gak perlu waktu lama dana akun saya bertumbuh, bukan dari keuntungan tapi dari deposit dana setiap bulannya. Saya juga semakin mengenal teman-teman yang aktif melakukan jual beli saham, lalu mulai merasakan nikmatnya bermain saham. Saat itu saya tiba-tiba jadi pintar menganalisa seperti apa sebuah perusahaan dan bagaimana masa depannya. Toh sangat mudah bermain saham, tinggal tahan saat merah dan jual saat harga hijau.

Pada masa itu saya tidak menghitung berapa keuntungan saya, yang pasti saya sering kok ngerasain saham yang bisa memberikan keuntungan fantastis! Sampai-sampai saya juga sering keluar masuk seminar untuk mendengarkan apa lagi nih saham yang akan terbang tinggi. Saat itu saya suka sekali dengan saham-saham yang mendekati gocapan, karena pikir saya, kalau terbang cuannya besar nih pasti. Kalau ada yang tertidur misalnya CNKO & MDLN, ya gapapa - nanti juga naik lagi. Sampai saya baru sadar, ternyata sdh 3 tahun lebih dari hari ini sebagian dana saya bersama saham itu tertidur pulas.

Dari kejadian itu saya mulai berpikir, kalau saham itu ga penting murah atau mahal, yang penting tuh seberapa bagus kondisi perusahaannya. Tapi kembali lagi, karena malas melakukan riset, saya cenderung mengambil keputusan jual beli - dari apa kata orang lain. Orang yang saya percaya memang punya kemampuan yang lebih baik. Datang juga momennya, saat itu ada kesempatan besar - setelah mendengarkan sharing teman saya ini, dapatlah kesempatan untuk membeli saham yang akan IPO dan memiliki prospek menarik kedepannya, karena induk perusahaan memiliki projek yang sangat banyak, dan saat itu didukung oleh kebijakan pemerintah. Tanpa berpikir panjang, saya langsung ALL IN semua dana saya di saham tersebut, dengan harapan akan naik 1-2x lipat dalam setahun kedepan. Saya tidak menyalahkan analisa dari rekan saya tersebut, karena memang benar adanya, dan ia pun tidak menjanjikan apa-apa ke saya. Yang saya tidak tahu adalah bagaimana ia mengelola dana miliknya, dan menggunakan informasi itu untuk mengembangkan dana sahamnya.

Setelah IPO, saham itu benar-benar nanjak 10% lho! Wah senang bukan kepalang saya, karena bayangkan tidak sampai sebulan uang saya sudah beranak-pinak sebanyak itu. Bagaimana kalau setahun ya? haha. Tapi begitu memasuki tahun yang baru terlihat saham saya sideways dengan floating profit sekitar 0-10%, saya pikir ya itu lah indahnya bermain saham. Siapa yang berani dia yang akan menang. Sampai tak terasa, saham tersebut di ayun-ayun turun hingga minus 30%, rekan saya pun sudah tidak pernah ngomongin menariknya saham ini lagi. Lah, kalau begitu saya bingung dong gimana dengan dana tabungan saya - yang saya irit-irit dari dulu kalau begini caranya. Awal mula dana itu turun, stress bukan kepalang, tapi terus mencoba meyakinkan diri. Namun lama-lama pasrah juga dan sampai-sampai malas buka app saham, pertama kalinya bisa lupa password akun saham (balada nyangkuters) hahaha. Tidak betah dengan situasi tersebut akhirnya di akhir tahun 2018, saya memutuskan untuk melakukan realisasi kerugian sebesar kurang lebih 30% dari harga beli saya. Meski sakit, tapi rasanya, jauh lebih lega, daripada melihat saham saya berayun-ayun di minus 25-35% setiap harinya.

Saat saya tanya rekan saya, dia bilang oh saya sudah tidak punya saham itu dari lama kok. Saya pun bingung, kok saya denger pas beli tapi ga pernah denger pas jualnya ya? Haha. Itu lah indahnya bermain saham. Hari ini saya tidak menyesali keputusan saya, karena ternyata saham yang di agung-agungkan saat itu jika saya tetap memilikinya, maka saya menghadapi kerugian sudah lebih dari 50%, bukannya naik malah turun sampai hari artikel ini ditulis (bahkan terendahnya adalah tinggal sisa 20% dari harga beli saya). Meskipun keputusan saya waktu itu pun berdasarkan feeling bukan keilmuan, tapi saya tetap berterima kasih atas keputusan tersebut :).

Dari situ saya belajar ternyata, saham memang tempat yang sangat menyenangkan untuk mengeruk keuntungan. Tapi bisa jadi tempat yang sangat menyeramkan dan menggerus modal kita dengan sama mudahnya. Berkat dari pengalaman tersebut, saya mulai tertarik untuk bisa mengelola keuntungan dan resiko dengan lebih baik lagi, dan disitulah saya mulai belajar pentingnya Position Sizing dan Cut Loss.

Jadi teman-teman, katanya pasti ada ongkos belajar dari setiap hal baru. Namun kalau yang menyakitkan-menyakitkan alangkah lebih baiknya kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, tanpa perlu merasakannya sendiri. Yuk, kita belajar untuk bisa memanfaatkan saham lebih baik lagi kedepannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr