Langsung ke konten utama

Cara Mengoptimalkan Uang Kita di Bursa Saham


Saya selalu berkeinginan agar uang bisa bekerja keras untuk saya, dan saya bisa bekerja keras untuk mimpi-mimpi saya lainnya. Untuk itu saya sering kali memikirkan bagaimana itu bisa berjalan dengan baik? Dari ringkasan buku algorithm to live by, saya mendapat insight bahwa ada masanya kita mengeksplore sebuah kemungkinan, dan ada masanya kita perlu mengexploit / memfokuskan diri pada suatu hal lebih dalam lagi. Pada aspek pengelolaan finansial, di awal usia 30 tahun ini, akhirnya memutuskan untuk menekuni lebih dalam tentang bursa saham.

Awal tahun 2018, saya mulai mengenal trend following pada bursa saham yang bisa membantu saya untuk secara konsisten (sementara 3 tahun terakhir) untuk mendapatkan return gain yang setidaknya lebih tinggi daripada return IHSG. Saya senang, namun saya menyadari, seringkali uang saya dalam kondisi nganggur karena market kurang kondusif. Dengan metode trend following, sering banget kejadian dimana hanya 10-30% dana saya yang terpakai dalam bentuk emiten saham, sedangkan lainnya adalah free cash. Biar bisa memaksimalkan si uang untuk terus bekerja pada setiap kondisi, saya mempelajari kalau setidaknya ada 3 trend besar di bursa saham, yaitu Uptrend, Sideways, Downtrend.


Trading system saya saat ini bekerja efektif pada market bullish (uptrend). Saya menggunakan trendfollowing strategies, dimana sistem ini sangat taat untuk beli saham saat breakout, mengikuti kenaikan trend yang ada. Asumsinya adalah ketika mass psychology merasa bursa sedang sangat menarik, saham memiliki resiko yang lebih rendah untuk rugi dibandingkan panic buying (FOMO) sehingga harga terkerek naik. Pada periode ini seorang trend follower bisa saja kehabisan cash atapun malah bisa menggunakan margin secara maksimal karena banyak banget saham yang bisa terbeli (tergantung strategi masing-masing trader). Ini adalah momentum untuk mendapatkan profit maksimum.

Namun, sama seperti cuaca, kadang panas kadang hujan. Market juga sama tidak selalu hijau, tapi kadang-kadang seperti ulat bulu yang jalan ditempat. Pada kondisi seperti ini, trend follower mungkin punya beberapa stock list saham, namun tentunya tidak sebanyak saat market bullish. Sering kali kita buy, taking profit sedikit, dan bahkan cut loss dalam periode dekat. Konsekuensinya adalah dana yang terpakai untuk saham bisa sejumlah 30-70% dari total modal kita. Artinya ada sisa dari dana tersebut yang menganggur. Kalau gitu, enak saja dong si uang malas-malasan 😠💢. Bagaimana kalau dia tetap bekerja, tapi mungkin di ranah yang berbeda?

Ada lagi situasi dimana market sungguh panik, dan bursa terus memerah (downtrend). Sehingga muncul ucapan, ketika downtrend dan kita membeli saham maka sama seperti kita mencoba menangkap pisau yang jatuh. Lebih baik di ambil saat pisau tersebut sudah tergeletak di lantai kan. Pada periode ini, seorang trend follower akan cenderung tenang dan menghadapi serangkaian cut loss di awal downtrend. Hal ini membuat kita mungkin rugi, namun yang pasti hal tersebut tidak sedalam jika kita mencoba menahan posisi, apalagi kalau menangkap pisau yang jatuh tersebut. Situasi ini biasanya menyebabkan dana kita nganggur bisa 70-100% dari keseluruhan modal. Sayang dong, kalau dana kita nganggur sambil menunggu market berbalik arah tanpa tau kapan akan kejadian.

Sehingga sekarang hipotesis saya adalah bagaimana bisa memaksimalkan si dana ini untuk tetap bisa terpakai secara maksimal apapun kondisi yang terjadi di market. Setelah mencoba cari tau setidaknya ada beberapa instrumen finansial yang menarik versi saya (disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing ya).


Saat market uptrend = Dana akan terpakai, bahkan kita bisa menggunakan margin dan senyum-senyum sendiri setiap hari, karena saat itu adalah momentnya kita meraup keuntungan terbesar selama periode kita trading. Pada periode ini, saya menyisihkan sedikit dana saya untuk mempertimbangkan pembelian instrumen emas. Kenapa? Karena periode tersebut, umumnya uang FOMO di bursa saham, ekonomi cenderung dalam posisi baik, dan emas sedang kurang terlihat kilaunya. Bisa saja dalam periode ini emas dalam posisi undervalue, time to collect 😃.

Saat market sideways = Sebagian dana kita menganggur. Saat ini saya mempertimbangkan beberapa instrumen P2P lending untuk mengembangkan dana pada periode yang cukup singkat. Kenapa saya memilih P2P lending? Karena P2P cenderung netral pada situasi kondisi negara yang stabil / stagnan, memiliki tingkat kepastian dan potensi pengembalian yang cukup baik (sekitar 10-18%) yang mana jauh lebih tinggi daripada uang itu nganggur di rekening bank. Selain itu P2P juga bisa memberikan alternatif pinjaman singkat, misalnya dengan tenor pinjaman mulai dari 10 hari - 60 hari. Hal ini penting untuk saya, karena sewaktu-waktu market breakout dan bullish berat, saya ga akan ketinggalan kereta, karena dana P2P saya akan cair bertahap dan bisa digunakan untuk membeli saham uptrend tersebut. Kalau saham sideways lagi gimana dong om? Yah, suruh kerja lagi saja di P2P dengan tenor pinjaman yang tetap singkat. Tetapi kita tetap perlu perhatikan resikonya ya, karena P2P bisa saja gagal bayar dan melenyapkan modal trading kita seketika. 

Saat market downtrend = Mayoritas dana kita tidak ada di saham-saham uptrend. Pada periode ini, lebih banyak saham yang salah harga (murah), karena adanya panic selling dari para gambler, trader, dan pelaku lainnya di bursa saham. Ini jadi waktu yang menarik untuk mengkoleksi saham-saham bagus dengan harga yang relatif lebih murah. Saya mau mempelajari value investing, dimana kita bisa mengetahui saham-saham mana yang relatif murah dan ketika market kembali bullish, mereka lah yang akan rebound terlebih dahulu. Tidak lupa juga, saya akan mencairkan porsi emas saya, karena saat kondisi market downtrend / crash - harga emas lah yang akan terapresiasi naik terlebih dahulu (fungsi pelindung dari inflasi). Pencairan dana dari instrumen dan P2P ini juga akan kembali saya investasikan secara berkala di saham-saham undervalue tersebut. Ketika market kembali uptrend dan saya membutuhkan banyak cash untuk membeli saham uptrend, maka saya akan melakukan profit taking perlahan-lahan pada saham-saham undervalue yang sudah merangkak naik ataupun terbang tinggi.

Kira-kira itu strategi sementara saya untuk bisa membuat uang saya terus bekerja keras, apapun kondisinya. Kembali lagi, masih banyak subjektifitas ulasan saya di atas, namun hal ini bisa dipertimbangkan dan diuji coba di portofolio kita masing-masing. Kalau kalian, bagaimana strateginya nih? Jangan lupa terus improve pengelolaan dana kita, dan yang terpenting terus bersyukur ya apapun yang kita hadapi! Because sometimes we earn, sometimes we learn.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr