Langsung ke konten utama

Wanna Big Win, But First of All, How Much I Can Lose?

Jeff Bezos pernah menyampaikan "If you have a 10% chance at 100x returns, you should always take it. You're still going to fail 9/10 times, but the rewards are well worth it". Menurut saya ini adalah pedoman yang keren dalam kita menentukan "yes/no" dalam sebuah keputusan. Kalau sebagai trader, saya melihatnya sebagai assymetrical return yang ada di bursa saham.

Kita semua pasti mau kan kalau rugi sedikit, tapi kalau untung bisa berkali-kali lipat. Saya setuju, hal itu sangat memberikan competitive advantage untuk kita. Tapi dengan apa yang saya pelajari di bursa saham, saya merasa hal itu akan menjadi jauh lebih powerful ketika kita memasukkan 1 variable lagi tentang risk management. Jadi kalau misalnya, kamu punya modal 100 juta rupiah dan kamu dapat kesempatan untuk ikut sebuah project "goreng" bitcoin yang memiliki kemungkinan 10% untuk untung 100x lipat dari modal yang kamu taruh. Apakah kamu akan ikut dengan keseluruhan modal kamu? Sebagai trader saham, saya mengenalnya sebagai risk management dengan position sizing. Semenarik dan sebesar apapun kesempatan yang ada, saya akan menaruh position sizing (jumlah hal yang siap saya resikokan) dengan jumlah yang layak. Sehingga saya keluar dari zona gambling menuju ke zona perhitungan statistik yang tepat. Jadi bagi saya, assymetrical return perlu dilengkapi dengan risk management - position sizing sehingga menjadi killer weapon kita untuk terus maju dan mendapatkan percepatan dalam hidup.

Dalam pengambilan keputusan bagi saya prioritas pertama adalah sejauh mana resiko ini bisa saya terima? Jika, ya saya bisa terima, maka saya akan lanjut ke prioritas kedua tentang sebesar dan sejauh apa risk reward / assymetrical return ini mendukung saya (10x atau 100x potential gain)? Jika, ya maka ini adalah keputusan yang tepat untuk saya ambil dan saya berikan semua effort saya untuk make it happen.

Yang paling mempengaruhi "resiko" menurut saya ada 2 aspek, yang pertama tentang persentase (%) kemungkinan rugi yang saya bisa terima dan yang kedua adalah seberapa fatal kerugian itu bisa terjadi di hidup saya.

Jadi, kalau ada orang yang menawarkan saya, "Lun, kamu mau ga jadi sultan secara instant - jadi punya taraf hidup 100x lipat dari hari ini? Caranya adalah saya punya pistol nih, ada 10 slot peluru, saya hanya isi 1 peluru asli dan sisanya kosong. Saya akan putar slot peluru ini, dan akan saya tembakkan 1x tepat ke jantungmu. Kalau kamu hidup, maka saya angkat derajat hidupmu menjadi seorang sultan. Tapi kalau kamu kena tembak, ya sudah, buat saya kamu hanya tinggal kenangan". Hahaha, tenang ini hanya sebuah ilustrasi, tapi bagi saya ini terkait dengan position sizing, meskipun kemungkinan terjadinya hanya 10% tapi hal tersebut tidak bisa saya tolerir karena berpotensi menghancurkan semua hidup saya. 

Jadi kira-kira teman-teman tau kan apa yang akan saya pilih? Tentunya saya akan tawar, "Bos, bos.. Bagaimana kalau tembak kelingking aja, tapi setelah itu boleh saya dijadikan 10x sultan dari hari ini ya bos 😆😆". Just jokes aside. Tapi intinya, bagaimana saya menego agar resikonya bisa turun, meskipun keuntungannya pun tidak se WOW pilihan beresiko tadi. Syukur-syukur kalau bisa menurunkan resiko, tapi menaikkan gain, meskipun menurut saya ini akan sangat langka terjadi.

Karena tujuannya, saya mau terus berada di permainan saya, bukan cuma exist --> gambling --> berhasil / gagal. Saya mau pilih kalaupun gagal, saya tau saya bisa bangkit lagi dan menang in a long term game.

Dengan point of view seperti ini, kamu sekarang mengerti kan tentang pandangan saya terhadap investasi bodong, ataupun peluang-peluang besar lainnya yang ada di luar sana?

Choose wisely, because you're time is a one way ticket.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr