Langsung ke konten utama

Investasi Terbaik ada di Properti atau Instrumen Investasi Lainnya?

Saya bekerja di perbankan hampir 10 tahun masa kerja dan saya memiliki keuntungan untuk membeli sebuah hunian property untuk diri sendiri dengan bunga rendah untuk karyawan. Tidak lepas dari atasan ataupun teman sekerja, seringkali menanyakan “kenapa kamu belum beli property saat ini?”. Selain masih sayang dengan dana yang perlu dikeluarkan :"D, saya pun bingung menjawabnya. Namun ada insight menarik yang saya dapatkan pada libur lebaran kemarin.

Saat merapihkan rumah waktu liburan, saya menemukan selembar kertas yang berisikan informasi menarik seperti di bawah ini :

 

Terkejut sekali, ternyata itu adalah harga rumah di salah satu komplek perumahan yang pernah orangtua saya tinggali. Hal itu menjadi nostalgia tentang tempat tinggal dan menjadi cerita pencapaian investasi yang menarik pada hari ini.

Tentunya kita seringkali mendengar, beli rumah pasti untung. Ternyata di kasus keluarga saya, hal itu benar adanya. Bayangkan ada rumah seharga Rp 55.000.000,- yang saat ini bernilai Milyaran rupiah.

Karena hal ini, saya tertarik mencari tau lebih lanjut kalau rumah ini dianggap sebuah investasi, bagaimana perkembangan dan pro kontra dalam memiliki sebuah rumah ya?

Pada case rumah ini, apabila saya hitung dalam kisaran waktu tahun 1990 – 2023, artinya memerlukan waktu 33 tahun hingga hari ini. 

Dengan asumsi dana dibelikan dalam bentuk rumah, maka ternyata ada apresiasi compound annual growth rate (CAGR) sebesar 10-11% per tahun nett untuk harga rumah sebesar Rp 55.000.000 menjadi sebesar 1,2 – 1,7 M (harga rumah selalu relative, tergantung kesepakatan penjual dan pembeli saat itu) dalam waktu 33 tahun.

Dengan insight ini saya menyetujui tentang property ternyata memang bisa dijadikan sebagai salah satu instrument investasi yang menarik. Namun, masih banyak variable lain lagi yang perlu dipertimbangkan ketika ingin memiliki instrument investasi ini.

Misalnya tentang biaya pembelian yang memerlukan modal yang relatif cukup besar, biaya KPR Bank, biaya-biaya maintenance per bulan, perbaikan rumah per tahun, pajak yang ada. Disisi lainnya juga ada hal menarik lainnya, misalnya kesempatan untuk dihuni ataupun mendapatkan keuntungan sewa pertahunnya.

Jika semua plus minus sudah di pertimbangkan dan kita meyakini bahwa belum ada investasi lain yang memiliki kesempatan imbal hasil lebih tinggi dari 10-11% / tahun dengan resiko atau konsekuensi yang lebih menarik, maka bisa dipertimbangkan juga untuk berinvestasi di property idaman Anda 😊

Jadi jawaban dari judul artikel ini, kembali lagi kepada setiap profile diri kita masing-masing. Tentunya setiap instrument investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau saya percaya semua jenis cara investasi ada skill nya. Namun karena keputusan pembelian property meresikokan jumlah dana yang besar dan saya belum memiliki skill yang cukup pada bidang property, maka  (saat ini) saya memilih untuk lebih fokus pada instrument paper asset seperti saham dengan motto “Cut your losses short, and let your profit run”.

Note : ini adalah contoh perumahan yang berkembang dan saat ini menjadi area hunian yang menyenangkan, sama seperti saham menurut saya akan selalu ada contoh case lainnya yang berhasil menghasilkan return jauh lebih besar, atau terburuknya rugi besar.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr