Langsung ke konten utama

Kelola Resiko Trading Yang Bisa Buat Portofolio Kita Hancur

Saat kita melakukan trading, satu hal yang kita harapkan di akhir evaluasi kita per tahunnya adalah setidaknya keuntungan yang baik. Namun ada satu hal yang bisa membuat kita berhenti berada di market, yaitu adalah kehancuran portofolio kita yang disebabkan oleh kerugian trading.

Meskipun sudah mempelajari serangkaian indikator atau chart pattern, tetap saja kita tetap menanggung resiko dimana market bergerak tidak sesuai dengan analisa dan harapan kita. Untuk itu, pengelolaan resiko dari money management adalah salah satu hal yang paling kritikal dalam dunia trading saham.

Dalam buku The New Trading For Living, oleh Dr. Alexander Elder, dianalogikan saat kita sedang berenang di lautan (market), ada 2 jenis hal yang bisa menghancurkan kita yaitu serangan dari piranha-piranha kecil juga gigitan keras dari seekor hiu.

Gigitan piranha menceritakan dimana kita bisa saja terdepak keluar dari market karena serangkaian gigitan kecil yang kita ga rasakan, tapi dampaknya kehancuran. Misalnya saja dengan kegagalan statistik dari trading system kita yang mengakibatkan kita loss kecil namun berkelanjutan terus menerus sampai akhirnya kita kehilangan jumlah porto yang besar. Untuk itu, Dr. Elder memberikan batasan tentang maksimal kita membuka kemungkinan rugi per transaksi (Risk Per Trade) sebesar 2% per posisi yang kita ambil. Dengan begitu, kita bisa mentoleransi kegagalan kita dalam memprediksi harga suatu posisi trading.

Gigitan keras ikan hiu itu menceritakan tentang kita bisa saja terdepak keluar dari market karena sekali serangan ikan hiu yang menyebabkan porto kita langsung rugi besar. Umumnya jika kita membuat posisi dengan meresikokan semua dari dana kita. Misalnya saja kita tidak percaya akan penggunaan stop loss, kita membeli saham blue chip yang berfundamental baik, namun terdapat informasi kerusuhan, atau pandemi corona, sehingga market crash dan dana kita pun ikut tergerus di bursa saham. Untuk itu, selain mengenalkan konsep 2%, Dr. Elder juga mengenalkan konsep 6%, dimana kita membatasi kerugian kita per bulan (Risk Per Month) sebesar 6% dari total portofolio kita per bulannya. Sehingga ketika kita memang lagi "bau" dan kalah trading sebesar angka diatas, kita bisa berhenti trading pada bulan tersebut, untuk kembali menjernihkan psikologis dan mengevaluasi trading kita, sehingga kita bisa masuk market dengan lebih baik lagi di bulan berikutnya. Konsep ini membantu kita bukan untuk cepat kaya, namun untuk kita bisa bertahan jauh lebih lama di market.

Misalnya saja kita memiliki modal trading sebesar Rp 100.000.000,-. Setiap dari kita memiliki strategi yang berbeda-beda untuk membeli saham sejumlah berapa persen dari modal kita. Misalnya kita hanya mau memiliki 5 saham dengan nominal sama secara bersamaan, maka maks. kita membeli emiten BBCA katakanlah sebesar nominal Rp 20.000.000,-. Untuk itu kita membatasi kerugian kita jika saham itu berbalik arah dari harga beli kita, maka kerugian yang kita tanggung (dengan memasang stop loss) sebesar 2% dari Rp 100.000.000,- yaitu Rp 2.000.000,-. Sehingga meskipun kita mengalami kerugian 10% dari harga beli BBCA kita, tapi sebenarnya kita mengalami kerugian cukup 2% di satu posisi terhadap keseluruhan equity kita (Risk Per Trade).

Dr. Elder juga menyarankan kita hanya boleh membuka posisi dengan menanggung kerugian sebesar 6% dari modal kita selama 1 periode bulan tertentu. Jadi dengan contoh yang sama, kita hanya boleh membuka 3 posisi, misalnya BBCA, ASII, TLKM dengan resiko stop loss @ Rp 2.000.000,- sehingga jika analisa kita tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan kita stop loss, maka kerugian yang kita tanggung bulan itu maksimal adalah Rp 6.000.000,- setara dengan 6% dana kelolaan kita. Selanjutnya kita perlu istirahat dari market sampai awal bulan berikutnya.

Saya pribadi melihat cari ini cukup efektif dan patokan yang diberikan oleh Dr. Elder dapat disesuaikan dengan gaya dan risk profile dari setiap trader masing-masing. Seperti saya, hanya mematok Risk Per Trade sebesar 0,2 - 1% dan membatasi Risk Per Month sebesar 6% sementara ini.

Hal ini selaras dengan salah satu pendapat top trader Jack Schwager, “Know where you will get out before you get in.” . Jadi kita tetap bisa trading dengan tenang secara pikiran dan perasaan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr