Langsung ke konten utama

Trading Saham : Finite or Infinite Games?





Dalam menjalani kehidupan banyak hal yang kita lakukan seperti halnya sedang melakukan permainan. Melalui bukunya Simon Sinek, Infinite Game, ia membahas bahwa seperti halnya hidup, terdapat dua jenis cara bagaimana kita memperlakukan permainan, yaitu dengan :
1. Permainan Menang Kalah (Finite Games)
2. Permainan Lama-Lamaan (Infinite Games)

Dalam Finite Games, biasanya kita mengetahui dengan jelas bagaimana lawan kita, aturan dan juga waktu  permainannya. Namun hal ini berbeda dalam Infinite Games, dimana kita tidak mengetahui jelas siapa lawan kita, aturan permainannya pun bisa berbeda setiap orang, dan juga tidak ada rentang waktu permainannya. Finite Games sering ditemui di permainan olahraga seperti bulu tangkis, sepak bola, tinju dan lain-lain, sedangkan Infinite Games terjadi seperti permainan lainnya dalam hidup di dunia nyata, misalnya dalam hal bisnis, politik, relationship ataupun yang lain. Kita tidak memiliki aturan yang jelas tentang apa yang harus di lakukan dan berapa lama waktu yang diperlukan dalam mencapai tujuan kita dalam bisnis.

Hal ini juga dapat dijumpai dalam dunia trading saham, dimana kita sendiri lah yang menentukan siapa lawan kita, bagaimana aturan mainnya serta berapa lama keinginan kita berada di bursa tersebut. Tidak sedikit trader yang saya perhatikan memandang bursa saham sebagai tempat untuk menang atau kalah, mereka bertanding untuk memenangkan pertandingan dengan saham tertentu, misalnya ketika saya membeli saham X, maka saya harus menjual saham tersebut secara untung (menang). Alhasil mereka sangat terobsesi untuk tidak menutup transaksi tersebut dengan kerugian dan berani untuk mengambil resiko yang sangat besar dalam pertandingan. Atau ada beberapa orang juga yang mewajibkan dirinya untuk mendapatkan sekian persen keuntungan setiap hari nya, atau setiap minggunya, karena merasa wajib menang melawan market setiap periode tersebut. Hal ini yang menyebabkan seseorang terobsesi untuk menang secara short term dan meresikokan dirinya untuk tetap ada di market dalam jangka waktu yang lebih panjang. Fokusnya adalah bagaimana bisa menang saat ini.

Namun kalau saya lebih melihat - di market kita tidak tau siapa lawan kita sesungguhnya, tetapi yang lebih penting adalah kita bisa tetap outlast (bertahan lebih lama) dan tetap terus berada di market. Mungkin ada masa-masa dimana market tidak berjalan sesuai dengan harapan, tapi kita tetap memperbaiki trading system, pengelolaan resiko, dan psikologi kita untuk tetap bertahan dan bisa terus meraup keuntungan di market untuk jangka waktu yang panjang. Jadi kita tidak perlu sirik ataupun terganggu jika ada orang lain yang berhasil menang dari market dan kita belum, karena kita tau tujuan kita bukan untuk menang atau kalah saat ini, tapi untuk tetap berada di market dalam jangka waktu yang panjang tanpa harus terlempar keluar dari arena permainan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr