Di awal tahun 2021 ini, saya baru kembali mencari tahu tentang pentingnya asuransi dan membuka salah satu polis. Asuransi seringkali disebut sebagai uang kecil yang bisa beli uang besar. Bayar sejumlah premi yang relatif kecil namun ketika memang situasi sesuai dengan perjanjian, perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah uang besar untuk bisa membantu kita.
Yang menarik adalah Opa Warren Buffet sering menyatakan kalau bisnis asuransi adalah bisnis yang tahan banting dan menguntungkan dalam jangka panjang. Bisnis asuransi (bukan agent asuransi ya), mengandalkan paling ngga 2 cara untuk meraih keuntungan :
1. Menghitung probability klaim terjadi dibandingkan dengan iuran premi yang diberikan kepada semua peserta asuransi
1. Menghitung probability klaim terjadi dibandingkan dengan iuran premi yang diberikan kepada semua peserta asuransi
2. Mengelola dana dari iuran yang diberikan dan mengambil keuntungan yang ada sebelum dana tersebut dipakai untuk membayar klaim ke peserta
Menarik kan.. Bisa mendapatkan profit dari probabilitas statistik klaim dan juga memanfaatkan "free money" untuk meraih keuntungan perusahaan.
Nah kalau bicara tentang trading, terkait penjelasan nomor 2, kita juga bisa memanfaatkan fasilitas dana margin, yaitu kita meminjam dana sekuritas untuk di tradingkan pada saham-saham yang kita percaya akan memberikan keuntungan. Itulah fungsi leverage yang lumayan mirip ditemukan pada perusahaan asuransi, sama-sama pakai uang orang lain untuk mendapatkan keuntungan. (Tentunya hal ini beresiko ya, jadi pelajari dulu sebelum berani melakukan hal tersebut. Namun fasilitas tersebut memang ada dan bisa membantu kita untuk berkembang lebih cepat lagi).
Yang saya mau bahas lebih lanjut adalah perusahan asuransi menghitung resiko dari kemungkinan terjadinya klaim pada sample peserta yang ia miliki. Dengan rasio yang ada, ia bisa menghitung berapa banyak persentase orang yang tidak klaim (misalnya tetap sehat-sehat saja) pada periode perjanjian. Serunya adalah mereka juga tetap tidak bisa memastikan siapa peserta asuransi (misalnya asuransi kesehatan) yang akan klaim besar, klaim kecil, ataupun sehat-sehat tidak klaim. Mereka hanya memastikan screening awal, bahwa orang yang masuk asuransi punya riwayat kesehatan baik. Kalau ternyata orang tersebut punya resiko yang lebih tinggi, misalnya merokok, obesitas, sudah berumur, akan di nilai lagi untuk dikenakan biaya premi yang lebih besar. Atau kalau resikonya sangat besar - misalnya sudah berumur dan sakit-sakitan, perusahaan asuransi mayoritas memilih untuk tidak menerima kerjasama tersebut. Karena artinya it's not a good deal for business. Perusahaan asuransi tersebut akan terus berkembang dan untung jika ia bisa memanfaatkan perhitungan statistika tentang peluangnya meraup keuntungan dibandingkan dengan resikonya membayar klaim. Salah satu nya dengan menerapkan aturan biaya premi dan kesehatan daripada peserta asuransi tersebut.
Jika bisnis asuransi di analogikan ke trading saham, dimana seorang trader juga punya resiko untuk mengalami kerugian. Yang perlu dilatih oleh seorang trader adalah membuat sebuah trading system yang memiliki kecenderungan untuk memberikan positive return dalam jangka panjang. Kalau kata Mark Minervini, biasanya aturannya adalah kita bisa memiliki kemungkinan resiko paling besar sejumlah 1/2 dari potensi kemungkinan keuntungan kita dalam satu tahunnya. Seorang trader juga perlu memperhatikan saham mana saja yang ia mau perdagangkan melalui screening (seperti asuransi tidak semua orang bisa di terima). Kembali, jika tidak punya insider, kita tetap bisa trading dengan cara yang secara objektif menguntungkan. Meskipun kita tidak bisa menebak saham mana yang akan untung besar, mana yang akan rugi, tapi kita percaya dengan pola yang telah disempurnakan, kita memiliki kemungkinan untuk untung dalam jangka panjang.
Jadi yuk kita mulai mengasah lagi kemampuan matematik kita, untuk menghasilkan keuntungan di bursa saham, good luck guys!
Komentar
Posting Komentar