Rasanya selalu ada momen untuk investor retail membeli puluhan saham dengan seluruh modal kita.
Nanti waktulah yang akan menjawab apakah keputusan kita ALL
IN di saham adalah hal yang tepat atau tidak. Jika kita berbicara tentang
pentingnya menguasai skill berinvestasi / trading di bursa saham, menurut Anda
mana yang lebih penting jumlah kuantitas atau kualitas dari aktivitas kita bursa
saham?
Menurut saya, bagi seorang pemula yang penting untuk mengawali
dalam menguasai sebuah skill adalah dengan mencoba sebanyak mungkin kesempatan
yang ada di bursa saham. Semakin banyak kita mencoba, semakin banyak kesempatan
kita belajar. Tentunya tetap memperhitungkan resiko yang kita siap tanggung di
bursa saham.
Percuma kalau kita sebagai pemula, namun memiliki mental
block untuk hanya mau trading dengan kualitas terbaik, dalam artian tidak
pernah rugi. Loh, kita blm punya skillnya, bagaimana kita memastikan bahwa keputusan
kita memiliki kualitas keputusan yang baik?
Nanti ketika kita sudah mengumpulkan banyak pengalaman
dengan kualitas MELAKUKAN TINDAKAN dan KEPUTUSAN dengan jumlah tertentu, baru kita
bisa mengarah kepada mengevaluasi kuantitas dari tindakan tersebut sehingga
kita bisa menghasilkan KEPUTUSAN YANG LEBIH BERKUALITAS.
Cara terbaik bagi saya adalah mencatat jurnal trading kita.
Mencatat setiap keyakinan yang dimiliki dalam pengambilan keputusan di bursa
saham, lalu mereview hasilnya. Dengan melakukan review secara berulang,
harapannya kita bisa mengurangi kesalahan-kesalahan berpola dan meningkatkan pilihan-pilihan
yang tepat secara berpola di bursa saham.
Jadi, lupakan menjadi Ahli saham dalam waktu 1 minggu
ataupun 1 bulan.
Sama seperti berbagai profesi ataupun skill lainnya,
pastikan kita mau membayar harganya dengan melakukan tindakan sebanyak mungkin
karena itulah dasar pembelajaran kita. Catat setiap tindakan kita, dan review
dengan objektif keputusan tersebut, sehingga keputusan kita kedepannya menjadi
semakin berkualitas dan mendekatkan kita ke tujuan yang kita harapkan.
Menurut saya, seperti ini. Akan sulit efektif kalau pola
pikirnya dibalik menjadi harus sempurna berkualitas terlebih dahulu sejak hari
pertama. Bagaimana menurut Anda?
Komentar
Posting Komentar