Langsung ke konten utama

KISS : Keep It Simple Stupid

 Kalau mau bertumbuh, biasanya kita memiliki sebuah goal tujuan yang sifatnya jauh di luar kita. Saya sendiri cenderung menaruh target di setiap tahun untuk perjalanan hidup saya. Dengan itu saya merasakan ada sebuah siklus yang sama setiap bertemu dengan sebuah target yang baru. Di mulai dari semangat, lalu pesimis karena ternyata susah sekali, lalu menyadari ternyata ada hal-hal yang perlu diperjuangkan untuk mewujudkan hal tersebut tentunya dengan pengorbanan di aspek lainnya dalam hidup.

Bagi saya jarak yang ada antara saya dengan goal saya adalah, jembatan dari berbagai skill yang diperlukan untuk sampai ke tujuan. Hal itu seringkali membuat saya frustasi, karena most of the time semua hasil yang saya harapkan jauh dari kenyataan. Seringkali short escape bagi saya adalah melihat keseruan di tempat lain, yang akhirnya membuat saya tidak fokus pada tujuan utama saya.

Untuk memastikan jembatan ini bisa mengantar saya pada tujuan akhir, saya perlu terima bahwa saya perlu membayar harganya untuk menguasai skill yang diperlukan untuk sampai ke tujuan. Rasanya tentu gak enak, dan saya sering tergoda dengan ide diversifikasi. Karena kata orang, jangan taruh telur di satu keranjang yang sama. Hal itu menarik dari kacamata mengelola kemungkinan resiko fatal dan biasanya datang dari ketidak tahuan kita terhadap suatu bidang tertentu. Namun, di satu titik kita perlu mengarahkan fokus kita pada satu hal terpenting yang kita ketahui bisa membawa kita ke tujuan akhir.

Tujuan saya membuat tulisan ini adalah menentukan target yang ingin dituju. Karena saya merasakan bukan targetnya yang bermasalah, tapi komitmen untuk tetap mengeksusi target yang sama itu yang luar biasa berat. Fokus dari distraksi berbagai penawaran menarik di luar sana. Menyadari dan membayar harganya untuk mengorbankan hal-hal dalam mencapai suatu hal yang lebih penting bagi diri saya. Misalnya dengan belajar skill yang diperlukan, konsisten melalui kebosanan, menjadi bodoh kembali, dan berbagai pengorbanan lainnya. Memilih Leverage dan Compound Game di Long Term Game dalam hidup.

Pikiran sesat yang sering saya dapatkan adalah saya bisa mencoba banyak hal yang totally berbeda, karena one day salah satunya akan merekah / berbunga. Saya sudah melalui tahapan itu, sekarang saya perlu fokus pada 1 hal yang benar-benar saya percaya, misalnya saham. Ada satu quote yang cukup menarik, orang berpikir kalau kita perlu memiliki 5 bibit untuk dipanaskan agar suatu saat ada satu yang bisa berkembang berhasil. Padahal kadang kala bukan tentang seberapa banyak variannya, tapi seberapa besar API yang diperlukan untuk membuat bibit tersebut merekah. Jadi pilih satu permainanmu, berikan api yang cukup dan waktu untuk melihat hal tersebut berbuah di hidupmu.

Saya bilang ini simple, bukan mudah. Stupid.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr