Langsung ke konten utama

Saham Jagoan Turun, Untung Atau Buntung?

Pertama kali saya belajar di bursa saham, saya belajar dari seorang fundamentalis yang menyatakan selalu beli saham Unilever (UNVR ) dan BCA (BBCA) untuk nanti simpanan dana pensiun masa tua kita. Kebetulan saya kerja di BCA, dan benar bahwa BBCA masih menunjukkan strong uptrend kenaikan yang konsisten dari tahun ke tahun hingga hari ini, proven, amin,amin, amin. Tapi kalau kita lihat pegerakan saham satunya lagi, UNVR dari akhir tahun 2017 ditutup pada harga Rp 11,175, namun per tulisan ini dibuat terdapat penurunan hingga Rp 4,730 per tanggal 2 Februari 2023.

Hal ini artinya kalau saya membeli saham Unilever sebesar Rp 11,175,000,- maka nilai saham saya pertanggal 2 Februari 2023 adalah Rp 4,730,000 itu setara dengan penurunan sebesar 57,67% dari semua nominal saham saya.

Nah kalau misalnya saya hanya mempercayakan semua tabungan pensiun di saham tersebut, maka kondisi hati saat ini rasanya akan ga karuan banget ya. Padahal kalau kita pikir-pikir, apa sih yang membuat saham Unilever ini merosot jauh? Bukannya kalau krisis ataupun tidak, orang tetap perlu gosok gigi, cuci pakaian, dan ngelakuin aktivitas sehari-hari lainnya yang juga merupakan motto dari perusahaan itu sendiri? Karena saya bukan seorang fundamentalis, saya kurang memahami alasan pasti dari penurunan harga saham UNVR. Tapi yang saya tau, chart menunjukkan adanya daya jual yang lebih besar daripada daya beli dari saham UNVR. Ya, bagi saya itu adalah sentimen dari market yang ada saat ini. Hal yang paling objektif, fakta yang terjadi.
 
Ternyata kejadian yang kita alami di saham UNVR, itu sering terjadi di bursa saham dan berulang-ulang dari masa ke masa. Dimana ada 1 saham yang punya kepercayaan tinggi akhirnya mulai memudar dan berganti dengan market leader lainnya di bursa saham. Pernah dengar saham BUMI, GOTO, GGRM, dan berbagai Bank Digital lainnya? Kali ini contohnya kebetulan adalah Unilever, meskipun saya ga bilang kalau Unilever tidak mungkin akan naik lagi, tapi saya tau bagaimana sakit perutnya kalau kita hanya percaya pada "Jagoan Lama", tanpa mempertimbangkan sentimen yang ada di market. Terhitung dari tahun 2017, kalau 5 tahun selalu dalam kondisi rugi saya rasa ga mudah bagi orang-orang yang menggantungkan tujuan finansial di masa depannya di saham tersebut.

Itu sama saja seperti kayak saya menaruh hati ke seseorang perempuan yang dulu pernah sayang-sayangnya, tapi sekarang sudah punya yang lain. Kalau kata teman saya sih, move on woi, move on.. Hahaha. Buat saya itu juga yang terjadi di bursa saham, dimana perilaku saham tersebut lebih mencerminkan proyeksi masa depan saham tersebut dibandingkan dengan nama besar ataupun perasaan kita terhadap saham tersebut di masa-masa kejayaannya yang lalu.

Jadi yang saya pelajari adalah - apapun kepercayaan kita tentang sebuah saham tertentu, yuk verifikasi secara objektif dengan parameter yang kita percayai bisa membawa keberuntungan dari masa kemasa. Ide saya adalah, jangan hanya percaya sama perasaan kita di masa lalu tentang sebuah saham tertentu, die hard fans. Itu namanya cinta buta, bisa saja membunuh secara perlahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr