Langsung ke konten utama

Yang Mahal, Bisa Jadi Itu yang Murah

 Gak selamanya yang murah itu murah, dan yang mahal itu mahal.

Dulu saat saya berjualan asuransi merek tertentu, barang dagangan saya sering kali ditanyakan kenapa lebih mahal daripada barang lainnya? Saya sempat minder dan takut untuk berjualan karena merasa saya merugikan pihak lain. Namun ternyata ada hal lain dari sekedar harga, yaitu nilai-nilai lain yang dimiliki dari suatu hal tersebut dibandingkan dengan harga. Kita menyebutnya sebagai Price to Performance.

Makanan yang mendekati expired akan dijual cenderung lebih murah daripada makanan fresh yang baru saja dibuat. Dari sini saya belajar, ga selamanya harga yang lebih murah artinya memiliki peluang keuntungan yang lebih besar. Sama halnya seperti di Asuransi ataupun di berbagai Industri lainnya. Sebuah produk yang mendominasi market biasanya akan dijual dengan harga yang lebih premium daripada yang kalah saing. Karena produk pemenang tersebut bisa memberikan nilai tambah, kualitas dan layanan yang lebih baik dibandingkan para pesaingnya.

Hal serupa bisa saja terjadi di bursa saham. Kalau kita membeli saham yang merupakan market leader di industrinya, maka akan jarang kita menemukan saham market leader yang memiliki nilai valuasi tergolong murah. Misalnya seperti saham BBCA tempat dimana saya bekerja saat ini. Secara valuasi angkanya tidaklah yang termurah di market, tapi pesan lain yang disampaikan adalah : artinya ada sentiment kepercayaan yang tinggi terhadap saham tersebut oleh para pelaku pasar.

Jadi kalau kamu mau membeli sebuah saham, jangan hanya melihat mahal murah dari harga sahamnya saja ya. Coba bandingkan dulu price to performancenya dengan berbagai variable yang ditawarkan oleh perusahaan itu sendiri.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr