Langsung ke konten utama

Tipe-Tipe Chuaks di Bursa Saham

Kalau kita mau cari tempat makan, rasanya pengen banget kalau bisa ketemu hidden gem yang ternyata entah tempatnya ataupun makanannya yang enak. Tapi teman saya seringkali sebal ketika sedang mencari tempat makan, baik dari review atau saat lihat RM nya ramai, tau-taunya pas kita masuk dan makan, eh tempat atau makanannya zonk. Chuakssss.. (Gaya trend anak jaman now). Kalau teman saya sih bete banget kalau jatah makan siang satu-satunya itu malah dapat zonk seperti itu.

Zonk seperti itu seringkali terjadi di berbagai aspek dalam hidup kita. Terutama dalam aspek yang kita belum pahami dan cukup pelajari. Hal itu juga nyata terjadi di bursa saham, ketika kita mencari beberapa shortcut untuk mendapatkan cuan di bursa saham. Selama saya berada di bursa saham, berikut adalah beberapa chuaks yang pernah saya temui bahkan alami :

1.       Beli saham karena mau bagi deviden besar.

Memang, cara terpasti untuk mendapatkan keuntungan di bursa saham, adalah memegang saham tertentu pada hari cum date pembagian devidennya. Kita pikir kita pintar karena tiba-tiba akan mendapatkan pembagian deviden misalnya 3-10% ke akun saham kita. Namun, yang sering orang lupakan bahwa bursa saham seperti voting market, maka kecenderungannya harga saham akan turun sebesar jumlah deviden yang dibagikan dalam 1-2 hari kedepan setelah cum date. Yang tadinya kita harapkan untung, ternyata chuaks, sama saja. Untuk itu kita perlu memahami prospek bisnis dari saham tersebut kedepannya.

2.       Beli saham karena harganya 100 perak, sedangkan yang lain 1000 perak.

Rasanya enak kalau kita melihat harga sebuah saham itu murah. Sepertinya memiliki potensi keuntungan yang lebih besar kedepannya. Harga murah mahalnya sebuah saham perlu dibandingkan dengan apa dulu? Untuk teman-teman bisa memahami bahwa di bursa saham ada namanya market capitalization sebuah saham yang terbentuk dari = harga saham * jumlah lembar saham beredar. Jadi bisa saja harga beli saham yang murah tapi sebenarnya sudah memiliki market capitalization yang jauh lebih besar daripada harga intrinsic dari saham itu sendiri. Alhasil pengennya beli murah, malah pilih saham yang sudah overvalued. Chuaks.

 3.       Kan harga saham sudah turun 70% , pasti sebentar lagi naik lagi!

Seorang pemula di bursa saham, termasuk saya, pernah punya pemikiran kalau wah kalau harga sudah turun segini banyak, suatu waktu pasti akan naik tinggi. Saya menyadari hal tersebut datangnya lebih dari keyakinan emotional diri sendiri. Keyakinan yang belum tentu di dasari oleh fakta dan data yang cukup. Gak percaya? Coba tanya pada pemegang saham-saham gocap yang sudah tidur bertahun-tahun lamanya. Chuaks.

 4.       Influencer X, bilang kalau……… PASTI NAIK!

Ini yang paling zonk diantara yang paling zonk, menaruh keyakinan dalam pengambilan keputusan terhadap sebuah figure besar di luar sana. Kita untung kita ga belajar, kita rugi kita ga belajar apa-apa dari keputusan pembelian sebuah saham tersebut. Jangan ikut-ikutan kalau mau trading saham, serahkan pada yang memang ekspertisenya misalnya saat ini salah satunya adalah manajer investasi pengelolaan reksadana. Atau kalau mau mengerjakan sendiri trading saham, ya perlu siapkan waktu untuk belajar dan latihan.

Saya rasa berikut adalah perasaan-perasaan yang lumrah ditemui oleh seseorang yang baru saja melirik kesempatan trading di bursa saham. Harapannya adalah mengetahui ekspektasi keuntungan dan potensi kerugian yang dapat diterima dengan keputusan atau bias-bias yang mungkin terjadi. Mari mulai kita ubah, chuaks chuaks menjadi chuan chuan 😊

 



 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr