Langsung ke konten utama

Hasil, berbeda dari Tujuan


Tahun lalu saya pengen banget untuk bisa lari half marathon sepanjang 21km. Untuk itu saya ajak teman saya yang memang marathon runner untuk menemani dan belajar dari dia. Ketika saya lari, banyak banget ngobrol sama beliau. Ia cerita tentang apa tujuan saya lari, yaitu untuk sehat dan bahagia. Tapi saat saya lari saya fokusnya hanya ke angka 21km yang perlu di capai. Hal itu membuat saya jadi lupa tentang pentingnya tujuan saya yaitu menjadi sehat. Sehingga selama lari teman saya mengingatkan untuk 5km sekali bisa berhenti untuk sedikit minum agar tidak dehidrasi dan tetap bisa melanjutkan perjalanan.

Hal ini mengingatkan saya juga tentang seringkali saya mengaburkan hasil dan tujuan yang saya mau capai. Saya ingin bekerja karena dengan bekerja saya bisa mencapai tujuan bertanggung jawab, mengembangkan diri serta berkarya. Tapi seketika hasil kerja saya jelek, saya kok jadi sedih sendiri. Saya merasa gagal. Padahal ketika saya ingat – ingat lagi, banyak hal yang saya sudah lalui dan sesuai dengan tujuan saya bekerja.

Gak heran juga kalau saya lihat orang-orang yang mau mencapai hasil-hasil menarik dalam hidup dan melupakan tujuannya yang sebenarnya. Ada orang yang sebenarnya mau membahagiakan keluarganya dengan finansial yang baik, namun tergoda untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan segala cara salah satunya adalah korupsi. Ada orang yang sebenarnya mau sehat, tapi fokusnya pada kurus – sehingga kadangkala menempuh cara yang mengorbankan kesehatannya, misalnya diet kurang makan hingga pusing, muntah ataupun pingsan.

Begitu juga bisa dilihat dari para pelaku bursa saham, saya sering banget bertemu orang yang sebenarnya ingin mengembangkan keuangannya secara optimal di bursa saham, secara tenang dan aman. Namun yang terjadi adalah mereka mendengarkan gossip-gossip influencer, menaruh dana lebih besar daripada yang ia siap resikokan, tidak menyiapkan diri dengan isi kepala yang cukup. Sehingga yang terjadi adalah, fokus kepada untung (hasil) namun galau, tegang, cemas, panik dalam setiap perjalanannya. Bagi saya, inilah bahayanya kalau kita hanya terfokus pada hasil (cuan – cuan) dan lupa sebenarnya pada tujuan utama kenapa saya melakukan hal tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr