Kamu pernah dengar kalimat “Hidup harus berani ambil resiko
dong..”?
Resiko adalah sahabat dekat dari setiap trader saham. Karena
setiap keputusan yang diambil tentunya memiliki probabilitas resiko kerugian.
Pada salah satu buku Mark Minervini, ia bercerita bahwa Mark bertemu dengan Ben-David
coauthor buku “Are Investors Really Reluctant to Realize Their Losses?”. Pada
buku tersebut membahas tentang investor retail membukukan keuntungan / kerugian
sebesar apa dari setiap transaksi. Lalu buku tersebut juga menceritakan tentang
apakah investor lebih menyukai menambah posisi sahamnya yang seperti apa yang
telah ia beli sebelumnya.
Dari temuan ini, ada beberapa kesimpulan menarik yaitu :
-Investor memiliki kecenderungan untuk membukukan kerugian yang besar daripada keuntungan
yang besar. Mereka cenderung menahan saham yang rugi terlalu lama dan menjual
saham yang untuk terlalu cepat.
-Investor juga memiliki kecenderungan untuk menambah posisi
pada saham yang telah kehilangan nilai harganya (downtrend) dibandingkan dengan
saham yang telah mengalami kenaikan harga tinggi (uptrend).
Jadi dengan insight
ini, kenapa banyak orang kapok dengan bursa saham? Karena pelaku pasar saham
sering kali memiliki kecenderungan psikologi untuk berani menahan kerugian, dan
sangat gatal kalau tidak menjual keuntungannya meskipun kecil di bursa saham. Orang
umum akan jauh lebih mau untuk menahan kerugian itu sampai ia tidak tahan lagi,
dan hal itu mengorbankan segala modal
uang dan waktu berharganya. Padahal, untuk bisa untung dalam jangka panjang
di bursa saham adalah untuk tetap menjaga portofolio akun kita dari kerugian
yang besar dan merusak modal dan mental kita. Hindari rugi besar adalah salah
satu factor penting untuk dapat menang besar di bursa saham.
Satu pesan menarik dari Mark Minervini :
“If you can’t learn to accept small losses, sooner or later you will take big
losses. It’s inevitable”
Komentar
Posting Komentar