Saya memahami kalau bursa saham tidak selalu dalam kondisi bullish. Akan selalu ada moment-moment menghadapi ombak yang tidak baik seperti misalnya berita keuangan negara yang negative, ataupun keluarnya dana asing dari bursa saham.
Saya juga pernah mendapatkan pertanyaan, apakah trader wajib
untuk trading setiap waktu?
Mendengar pertanyaan itu, saya teringat pekerjaan sebagai
Nelayan (ataupun berbagai profesi lainnya). Sebagai seorang Nelayan, untuk berlayar
akan banyak SOP yang perlu disiapkan seperti mempersiapkan kesiapan kapal,
perkiraan cuaca, navigasi kapal, pakaian keselamatan baru mulai menjalankan mesinnya
untuk berlayar. Apabila ada satu dua hal diatas yang tidak berjalan dengan baik
maka Nelayan tersebut tidak akan berlayar. Misalnya, kalau ada badai, navigasi
kapal yang rusak, ataupun pelampung keselamatan yang rusak. Apabila ada hal
yang tidak sesuai dengan SOP seorang Nelayan, maka tidak akan turun berlayar –
ataupun hanya berlayar di area yang jauh lebih sederhana dan aman.
Hal ini tidak berbeda dengan trading saham, karena kita
mengetahui trading saham bisa dilakukan setiap Bursa Saham dibuka, namun tidak
berarti kita perlu full power mentradingkan semua capital kita secara maksimal pada
kondisi apapun yang kita hadapi. Dengan memahami dan meningkatkan kualitas SOP
kita sebagai seorang trader, akan meningkatkan probabilitas kita tidak hancur
ataupun untung secara berkelanjutan di bursa saham.
Namun yang ingin saya tekankan, apapun profesi kita,
termasuk trader saham, maka kita perlu memastikan skill kita akan compounding
dan tidak ada kemenangan jangka panjang yang sifatnya instant (kalau ada, bisa
jadi itu keberuntungan). Jadi dalam konteks bursa saham, meskipun market seperti
ulat bulu di 8 bulan terakhir ini, saya memilih untuk tetap ada di bursa saham –
dan tidak mencari profesi baru lainnya, seperti sebentar menjadi dokter, tukang
kue, ataupun arsitek ketika permainan yang saya pilih tidak mengirimkan angin yang
sesuai dengan harapan. Berbekal dengan pengalaman sebelumnya, saya percaya
ketika bisa melalui momen market yang sulit, akan ada masanya market akan
berbalik arah sesuai dengan harapan kita. Maka sebagai trader saham, kita perlu
tetap siaga menunggu momentum tersebut. Jangan sampai lengah, karena tergoda
dengan aktivitas seru pekerjaan orang-orang lainnya yang kesannya jauh lebih
menarik. Memang, kadang-kadang rumput tetangga sering terlihat lebih hijau.
Komentar
Posting Komentar