Langsung ke konten utama

Satu Kali Ini Saja...

 

Berangkat kerja setiap hari, kadang-kadang ada saja tantangan yang di hadapi, entah jalanan macet karena hujan, ada truk mogok, jalanan macet dll. Sehingga pernah ada masanya ketika saya terlambat pergi ke kantor, saya memberanikan diri untuk lewat “jalur transjakarta” agar tidak telat absensi pagi. Rasanya deg-degan dan syukurnya aman dari polisi saat itu. “Satu kali ini saja…” pikir saya.

Namun karena aman saat itu, jadi rasanya besok-besok saya cukup PD untuk datang kantor mepet. Toh, kalau mepet bisa lewat jalur busway lagi. Sampai akhirnya saya membaca tulisan Mark Minervini di bukunya “Think & Trade Like a Champion”, ia menyatakan bahwa hanya dengan pernah mengalami keuntungan besar dalam trading saham 1x – belum tentu artinya cara yang ia lakukan adalah benar. Bayangkan kalau ada 2 orang yang berusaha menyeberang jalan raya besar. Seorang A menyebrang dengan melihat kanan kiri, dan seorang B menyebrang dengan menutup matanya. Pada satu kali percobaan, seorang B berhasil menyebrang dan berhasil sampai tujuan. Pertanyaannya apakah perilaku menyebrang jalan dengan mata tertutup adalah tindakan yang tepat?

Saya melihat adanya benang merah antara tindakan saya masuk dalam jalur transjakarta ketika telat, menyebrang dengan mata tertutup, ataupun perilaku-perilaku kita di bursa saham. Dalam bursa saham, seringkali kita punya serangkaian strategi cara menjual beli saham, namun di titik tertentu, ketika saham tersebut bergerak merugi, kita mengatakan “satu kali ini saja… saya tahan tidak jual saham ini”. Atau ketika resiko risk per month kita sudah cukup tinggi, namun ada bisikan saham yang katanya akan terbang tinggi, kita bisa mengatakan “satu kali ini saja… saya all in karena ini akan untung besar”. Artinya kita membohongi diri kita sendiri untuk sekali ini saja, kita boleh melanggar aturan dan tetap mencapai hasil yang kita inginkan.

Dari hal ini saya menginstropeksi diri. Kalau saya menggunakan cara “sekali ini saja”, maka pilihan yang saya miliki hanyalah musibah. Bayangkan kalau kita langgar cara main yang ada dan bertepatan dengan resiko yang ada, misalnya ditilang polisi, ditabrak mobil, ataupun saham turun dalam lebih dari 70%. Bisa hancur kan nanti kita. Atau disisi lainnya, ketika kita melakukan sesuatu hal yang melanggar suatu cara main, dan ternyata bisa mendapatkan result yang kita inginkan. Ternyata masuk jalur transjakarta tidak di tilang, ternyata menyebrang dengan mata tertutup tidak tertabrak, ternyata beli saham all in tanpa memasang cut loss mengakibatkan untung besar. Maka hal tersebut akan mereinforce perilaku kita untuk mengulang-ulangi lagi tindakan tersebut, sehingga suatu waktu – probabilitas menunjukkan ketika akan menerima ganjarannya.

Untuk itu, saya belajar untuk dalam permainan kehidupan, termasuk dalam saham, saya perlu berpegang teguh dengan prinsip dan memastikan untuk tidak memberi makan mentalitas “satu kali ini saja…”. Kalau memang itu adalah hal yang memiliki potensi resiko besar kedepannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr