Langsung ke konten utama

Silent Killer Dalam Trading Saham


 "We didn’t do anything wrong, but somehow, we lost”. – CEO Nokia

Kalimat ini tertanam di benak saya cukup lama. Seringkali hidup kita berantakan, meskipun kita merasa tidak melakukan hal yang salah apapun. Kenapa ya bisnis saya tidak laku seperti dulu lagi? Kenapa ya saya bisa mengidap penyakit diabetes dan sering lemas sekarang ini? Kenapa ya hubungan saya tidak seharmonis saat pacaran dulu? Saya sendiri juga pernah merasakan, ketika di pekerjaan kenapa ya tidak lagi dilibatkan dalam role-role yang cukup penting lagi?

Setelah coba merefleksikan, pastinya ada hal-hal kecil yang kita tidak sadari namun bisa membawa efek buruk dalam pencapaian goals kita. Dalam case saya, bisa jadi karena saya tidak lagi bisa memberikan ide yang kreatif dalam penyelesaian permasalahan pekerjaan. Atau bisa jadi saya kurang responsive merespon kebutuhan atasan saya. Atau bisa jadi ide yang saya berikan adalah ide yang egois sehingga kurang disukai oleh unit kerja lain yang berkaitan dengan diri saya. Sehingga akhirnya kepercayaan itu berkurang dan hasilnya tidak seperti yang saya harapkan. Apakah itu terjadi satu kali? Bisa jadi iya, jika memang ada sensi atau pihak tertentu yang memang tidak suka dengan saya dan berusaha mengcapture 1 kejadian untuk melabel saya buruk, tapi bagi saya mayoritas hal tersebut tidak terjadi 1 malam. Perilaku tidak efektif tersebut, terjadi berulang kali sehingga respon orang lain pun berubah terhadap diri kita. Dengan menyadari apa tindakan yang mungkin tidak efektif dalam hidup kita, kita bisa mulai memperbaiki kedepannya.

Sama hal nya ketika kita trading saham, sering kali kita senang sekali jual beli saham ketika untung 1-2%. Namun kita lupa ada biaya trading yang meskipun tidak besar, namun jika kita sering lakukan jual beli, ketika di akumulasi bisa-bisa lebih besar daripada profit trading kita selama satu tahun. Atau bisa-bisa, komisi trading tersebut yang membuat kita merugi di beberapa periode belakangan ini. Dengan mengetahui ini, kita bisa mulai memperhatikan trading system kita apakah mudah rugi dengan besarnya akumulasi komisi trading yang dilakukan selama periode tertentu? Jika, besar sekali, ada baiknya untuk bisa kita adjust kembali trading system tersebut.

Jadi dalam aspek lainnya pun di kehidupan, ketika ada hasil-hasil yang tidak berjalan sebagaimana kita harapkan. Misalnya kenapa ya kok bisnis kita tidak berjalan baik lagi? Tanya ke diri sendiri apakah kita sudah memberikan effort maksimal dalam mengembangkan produk yang menyelesaikan permasalahan customer kita?. Kenapa sekarang sering lemas dan diabetes? Tanyakan ke diri sendiri bagaimana pola makan dan hobi kita mengkonsumsi gula sehari – hari. Dengan mencoba refleksi, semoga kita ketemu apa silent killer yang secara ga sadar kita lakukan sehingga menghambat pencapaian goals-goals yang kita inginkan dalam hidup ini. Semoga ketemu, dan bisa jadi room of improvement kedepannya kawan 😊.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr