Langsung ke konten utama

Postingan

Setia, Menikmati Naik Turunnya Trend di Bursa Saham

Saya sebelumnya bingung, pilihan di bursa saham hanya Untung / Buntung. Tapi kenapa lebih banyak orang yang saya temui kapok investasi di bursa saham? Termasuk saya sendiri, kok hampir kapok ya. Beruntungnya saya memilih untuk bertahan.  Selama periode berada di bursa saham, yang saya temui adalah banyak orang yang gagal di bursa adalah orang yang : 1. Tidak menjalankan prinsip trading / investing dengan benar 2. Tidak sabar mengerjakannya dalam waktu yang lebih panjang Saya menghabiskan waktu cukup banyak untuk mencari apa itu prinsip trading yang benar dan terlebih lagi adalah yang cocok dengan pribadi diri saya. Karena saya pribadi adalah trader yang mengutamakan keamanan terhadap resiko kerugian besar. Akhirnya saya memutuskan cara trading trend following yang cocok untuk saya. Meskipun cocok, downsidenya adalah cara trading ini cenderung membosankan dalam waktu yang panjang. Karena hanya mendapatkan keuntungan jika market berubah menjadi Uptrend. Nah, market memiliki 3 tr
Postingan terbaru

Trading Saham Tidak Boleh Rugi

  Saya ketemu dengan banyak orang yang tidak mau trading / investasi di pasar saham karena alasan : “nanti saya rugi”. Ada juga orang-orang yang akhirnya terpaksa menjadi investor di pasar saham, karena memilih menyimpan terus sahamnya yang sudah merugi, alasannya : “kalau saya jual, rugi dong”. Menurut saya hampir 99,99% pelaku pasar saham pasti pernah merasakan rugi di bursa. Buat saya kerugian di pasar saham (cut loss), bukanlah suatu kesalahan – melainkan memang bagian dari bisnis (cost of doing business). Sebenarnya ada banyak cara pandang kita tentang hidup ataupun keuangan, bagi saya – mencoba memaksakan 1 pandangan saja dalam situasi tertentu, terlebih lagi situasi orang lain atau hal yang tidak kita kuasai, belum tentu merupakan tindakan yang bijaksana. Saya melihat cukup banyak orang yang perfeksionis – akan sulit menerima kerugian di pasar saham, karena mereka melihat kerugian sebagai suatu kesalahan (mistakes). Seorang perfeksionis – merasa ‘payah’ kalau menyandang ke

Start & Exit

Awalnya saya belajar untuk berhasil di stock market maka saya perlu strategi entry dan exit yang terbaik. Namun saat saya membaca buku tentang trading and investing, ternyata banyak banget cara yang bisa dilakukan untuk meraih keuntungan dan menampuk kerugian di market. Sampai akhirnya saya menyadari, tidak ada satupun cara pasti untuk untung terus menerus di market. Tapi yang bisa kita terapkan adalah prinsip – prinsip dasar untuk melakukan trading secara benar dan jangka panjang. Salah satunya pembelajaran yang saya dapatkan adalah – don’t rely on trading system but get the principal and execute it disciplinely.

Cuan, Bukan Cuma Keberuntungan

Banyak orang yang merasa kalau untung di saham itu sebuah keberuntungan. Maka mereka takut berada di bursa saham. Seketika untung, seketika rugi. Merasa hal yang terjadi berada di luar kendali. Tentunya kita semua tidak mau berada di bursa saham, hanya mengandalkan keberuntungan semata. Naval Ravikant pernah menyampaikan jika ia jatuh bangkrut dan diizinkan untuk memulai semuanya kembali, maka cukup tempatkan ia di jalan apapun dengan Negara berbahasa inggris maka dalam 5-10 tahun ia akan kembali memiliki kekayaan tersebut. Ada beberapa tipe keberuntungan yang pernah saya baca yaitu : 1. Keberuntungan Semata Kita mendapatkan sesuatu karena keberuntungan semata. Gak ada control kita dalam hal itu, sama halnya seperti memenangkan lotre dengan probabilitas yang sangat kecil. 2. Keberuntungan Karena Kerja Keras Masih ingat dengan Ghozali Everyday? Seolah-olah ia seketika ketumpuk rezeki oleh NFT pada tahun 2022. Tapi keberuntungannya tidak datang tiba-tiba, Ghozali secara persisten mempos

Karena Terpaksa Atau Berdaya

Siapa disini yang ingin belajar tentang dunia investasi? Atau ingin punya badan sehat dan langsing? Apapun keinginan kamu, saya sering mendengar orang yang bilang mau ini – mau itu, namun dilanjutkan dengan kalimat “tapi….., cuma…..”. “Saya kan kerja, ga bisa lakuin itu. Saya kan ga ada modal, maka ga bisa lakuin hal itu.” Seolah-olah banyak hambatan yang terjadi, dan biasanya bermuara pada masalah uang dan waktu. Kali ini saya mau mengajak teman-teman untuk bisa melihat masalah uang dan waktu hanyalah sebagian dari jenis sumber daya yang kita miliki dalam hidup. Ketika saya memahami ini, saya bisa melihat lebih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang saya dapat ciptakan di hidup ini. Berikut saya sampaikan beberapa tipe sumber daya yang kita bisa manfaatkan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidup ini. Setelah mengetahui berbagai sumber daya yang ada dalam hidup, saya percaya teman-teman bisa mendapatkan harapan yang baru melihat segala sesuatu. Yang pertama adalah uan

Comparison is The Thief of Joy

“Lu trading saham 4 tahun hasilnya segitu-gitu aja. Gw sekarang juga lagi investasi di saham. Beli saham X sekarang keuntungan gw sudah 3x nya elu!.. Makanya, lakukan X Y Z dong kalau mau untung kayak gw…”. Beberapa waktu belakangan, saya pernah bertemu teman yang ternyata jago sekali bermain saham. Hasil investasi dia jauh-jauh berkali lipat lebih baik dari hasil performance trading saya. Saat-saat seperti itu, rasanya keyakinan kita terhadap trading system kita diuji. Apakah benar bisa menghasilkan, apakah sia-sia semua usaha mengulik trading system yang sedang saya kembangkan? Atau dicerita lainnya, ketika saya membeli saham X, namun ada saham Y – yang naik kencang ga karuan. Tentunya orang yang membeli saham Y akan mendapatkan hasil return yang jauh berkali-kali lipat dibandingkan hasil saya. Apakah saya merasa menyesal? Payah? Atau malah kalah? Mungkin orang lain bisa saja bilang saya memilih saham yang salah. Bayangkan kalau tahun 2020 saya membeli ALL IN semua asset saya di

Salah, Salah, Salah, Benar

Dari SD, SMP, SMA saya bersyukur bisa dapat kesempatan melanjutkan jenjang Pendidikan ke kualitas yang meningkat setiap tahapannya. Dimulai dari SD yang biasa saja tentang pencapaian akademiknya, sampai SMA yang terkenal menghasilkan lulusan – lulusan terbaik di bidangnya. Di satu sisi saya bersyukur, karena mendapatkan kesempatan untuk berada di lingkungan yang lebih baik dan lebih baik lagi di setiap fase perjalanan hidup saya. Mengutip kata-kata AR Benard, ketika kita sudah merasa menjadi orang yang paling pintar dalam suatu ruangan, kita juga bisa melihat ruangan lainnya untuk menjadi orang yang bodoh kembali (artinya : belajar kembali). Tapi di satu sisi, setiap kali saya berada di lingkungan yang baru, saya seringkali merasa menjadi bodoh, karena banyak melakukan kesalahan dan saya anggap kesalahan itu adalah diri saya sendiri, yaitu sebagai rang yang gagal. Seringkali kita mengatribusikan kesalahan yang kita pernah perbuat sebagai identitas diri kita. Sehingga rasanya ga enak