Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Topi Edward De Bono untuk Trader Saham

Saya ingat pengalaman ngobrol dengan orang dekat saya, ketika awal-awal mulai trading saham. Ia selalu mewanti-wanti saya untuk tidak menyentuh bursa saham, karena katanya bursa saham adalah tempat yang kejam! Banyak orang yang rugi besar dalam bertransaksi saham, ada yang sampai stress ataupun gila. Ia juga menjelaskan bahwa pengalamannya gagal di saham, ketika saat itu ada fenomena saham BUMI :”D. Dengan pengalaman yang menyakitkan itu, ia tidak mau ada orang dekatnya yang merasakan hal yang serupa dengan yang ia rasakan. Saat itu saya merasa bingung, mau tapi takut, takut tapi mau. Siapa dari kita yang sering mendengar nasehat orang lain, apa lagi orang tersebut adalah orang yang memiliki kedekatan dengan kita? Hal itu membuat kita seringkali goyah dan ragu dalam mengambil keputusan. Kalau saja ada cara / sistematika berpikir yang bisa membantu kita mengambil keputusan – tentunya akan sangat membantu dalam kehidupan kita. Terutama dalam keputusan-keputusan besar dalam hidup, seper

Win Some, Lose Some

Saya kagum banget sama 1 teman saya di kantor. Selama masa pendidikannya, dia seringkali mencapai hasil pekerjaan yang terbaik. Kalau dalam bekerja, saya seringkali melihat dia selalu ambil kerjaan sebanyak mungkin dan berikan yang terbaik. Awal mulanya saya kagum, tapi lama kelamaan kenal, saya semakin melihat ternyata ada juga hal yang ia korbankan untuk mendapatkan hasil terbaik saat itu. Yang paling nyata adalah jam tidur yang sangat kurang hanya 2-4 jam sehari. Saya tanya sama dia, “kenapa kok kamu mau sih kerjain semua pekerjaan yang ada (baik kantor, rumah, maupun lainnya?)”. “habis aku ga enak ko kalau nolak hal yang dipercayakan ke aku”. Itu bagus banget, dan saya lihat dia bertanggung jawab banget dengan semua hal yang ia kerjakan. Memang sesuai dengan kapasitasnya. Tapi dari hal itu, saya jadi belajar tentang hidup kita bisa melakukan apapun yang kita mau, tapi tidak semuanya dalam waktu yang sama. Selalu ada hal yang dikorbankan ketika kita memperjuangkan sesuatu hal lain

Tipe-Tipe Chuaks di Bursa Saham

Kalau kita mau cari tempat makan, rasanya pengen banget kalau bisa ketemu hidden gem yang ternyata entah tempatnya ataupun makanannya yang enak. Tapi teman saya seringkali sebal ketika sedang mencari tempat makan, baik dari review atau saat lihat RM nya ramai, tau-taunya pas kita masuk dan makan, eh tempat atau makanannya zonk. Chuakssss.. (Gaya trend anak jaman now). Kalau teman saya sih bete banget kalau jatah makan siang satu-satunya itu malah dapat zonk seperti itu. Zonk seperti itu seringkali terjadi di berbagai aspek dalam hidup kita. Terutama dalam aspek yang kita belum pahami dan cukup pelajari. Hal itu juga nyata terjadi di bursa saham, ketika kita mencari beberapa shortcut untuk mendapatkan cuan di bursa saham. Selama saya berada di bursa saham, berikut adalah beberapa chuaks yang pernah saya temui bahkan alami : 1.        Beli saham karena mau bagi deviden besar. Memang, cara terpasti untuk mendapatkan keuntungan di bursa saham, adalah memegang saham tertentu pada hari c

Tell The Story That True For You

 Ketika awal saya memilih untuk menuliskan artikel di blogspot ini, saya merasa bahwa ini waktunya saya mencoba berbagi tentang apa yang saya pelajari tentang bursa saham. Namun semakin menjalaninya saya merasa kalau, saya semakin tahu kalau saya tidak tahu. Godaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan leverage uang datang tidak hanya dari bursa saham, ternyata ada loh orang yang bisa investasi di mobil bekas, online shop, bitcoin, dan lainnya. Ketika bisa memilih untuk hanya bertransaksi di bursa saham, ternyata banyak banget cara / strategi yang bisa diterapkan untuk meraup keuntungan di dalamnya. Ada teman-teman yang menyukai investasi secara fundamental, ataupun trading secara teknikal. Dasar trading teknikal pun beragam, ada yang tipe buy on weakness, scalper, one day trader, buy on breakout, melihat rasi bintang dan lain-lain. Awalnya saya melihat perbedaan itu seperti hanya ada satu kebenaran. Gak mungkin orang lain pakai cara lain untuk bisa mencapai hasil yang ser

"FOMO" di Bursa Saham

"Kepo banget sihhh".. Saya sering dengar kata itu ketika bersama teman-teman di kantor.. Rasanya penasaran banget kalau ada orang yang ngerumpi di kantor, dan saya ga tau apa-apa tentang itu. Meski jika saya sadar, saya pikir gak perlu-perlu amat tau tentang hal itu.. Malah seringnya, gosip itu jadi beban setelah mengetahuinya. Jadi sebenarnya banyak juga hal yang kita alami, tindakan yang kita lakukan tidak serta merta memang bermanfaat untuk kita dalam jangka panjang. Sering kali fenomena ini di sebut Fear Of Missing Out (FOMO). Menariknya hal itu tidak hanya terjadi di kehidupan perkantoran, tapi bisa banget terjadi juga dalam aktivitas pelaku di bursa saham. Seperti pada periode Oktober 2022 hingga April 2023, bursa saham bergerak cenderung sideways, naik turun di tempat yang relative sama. Di periode ini, saya seringkali perlu mengendalikan rasa "gatalnya tangan" untuk klik buy ataupun sell saham secara impulsif. Jika mengikuti trading plan, incaran saham yang

Ini Kacamata Saya

Beberapa waktu lalu saya sempat curhat dengan teman dekat saya di sebuah cafe bilangan Jakarta. Saya menceritakan banyak hal yang saya alami di dunia kerja (mengeluh deh ceritanya). Singkat cerita, saya banyak mengutarakan isi hati dan ide saya di tim yang baru saya tempati. Alhasil, ternyata banyak pihak-pihak lain di kantor yang bersinggungan dan jadinya kurang menyukai pendapat saya. Saat berdiskusi, saya dengan menggebu-gebu meyakinkan teman saya akan pendapat saya, kenapa saya lakukan ini, niat baik dan harapan saya tentang kemungkinan yang bisa terjadi. Bersyukur punya teman good listener, dia mendengarkan dan tidak berusaha langsung konfront saya head to head dengan pendapat saya. Tapi, ada satu pesan yang disampaikan dan mengena tepat di hati saya. Ia bilang, ko, semua yang lu bilang benar, tapi itu adalah yang best version yang lu mau orang lain itu lakukan, atau yang orang lain (atasan lu) mau lakukan tentang hal itu? "Jegerrr..." It hit me hard. Kita tentunya mau s

Newbie, Mulai Aja Dulu

Saya memiliki senior di kantor yang saat ini telah bekerja lebih dari 20 tahun sebagai seorang rekruter HR. Gak sedikit leader top management di kantor, merupakan kandidat yang telah beliau rekrut sebelumnya. Beberapa bulan lalu, adalah bulan yang tidak mudah bagi saya. Ada kandidat interviewee yang mengungkapkan kekecewaannya karena mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan saat berinteraksi dengan saya selaku interviewer. Alhasil, jadilah itu sebagai masa refleksi dan perbaikan diri bagi saya pribadi. Saya melakukan coaching dan mendapati masukan tentang bagaimana pembawaan gesture tubuh saya bisa saja tidak menyenangkan bagi kandidat interviewe. Saat itu, saya merasa kagum kok bisa hal-hal kecil seperti itu menjadi perhatian seorang expert rekruter di kantor saya. Di cerita lain, saya teringat dulu pernah pergi ke mall dengan teman saya, dan saat itu ia kebelet pipis – instead of menanyakan dimana toiletnya dia menanyakan dimana ATM berada. Saya bingung dan tanyakan ke tem

Shifting Dalam Pola Pikir

Beberapa tahun lalu saya pernah menekuni bisnis online shop menjual barang secara dropshipping. Saya mencapai keuntungan berkali-kali lipat lebih besar dari gaji saya saat itu setiap bulannya selama periode tertentu. Wah, rasanya menyenangkan sekali. Saya mendapatkan momentum untuk memasarkan produk dari T*kopedia dan menjualnya melalui FB *ds. Saat itu, saya bisa jual barang secara anonimus kepada ratusan hingga ribuan orang yang ada di seluruh Indonesia dengan mudahnya. Setiap harinya saya menjual dan saat itu banyak banget orang yang complain tentang barang yang ia terima tidak begitu bagus. Itu adalah awal dari kegagalan saya, karena saya tidak mengambil serius hal tersebut. Saya malah memilih memikirkan cara mempromosikan barang dagangan saya jauh lebih besar lagi sebelum menaruh perhatian untuk meningkatkan kualitas barang yang saya pasarkan. Singkat cerita, dalam melakukan penjualan menurut saya, sudah pernah ada orang yang melakukan hal relative serupa sebelumnya. Sama juga d

Plan Your Trade, Trade Your Plan

Saya menyukai pekerjaan saya. Karena pekerjaan saya ini memberikan kenyamanan, pertumbuhan, kestabilan dan perekonomian yang baik untuk saya dan keluarga. Saya telah mempertimbangkan dengan masak dan tau betul tentang ini. Namun ada masanya di awal mula munculnya industry start up, ketika saya melihat oh ternyata bekerja di start up fun juga ya, banyak hal menarik yang ditawarkan. Lalu ketika itu saya mendapatkan tekanan tugas yang tidak menyenangkan dari kantor rasanya ingin marah dan ambil keputusan “ah sudah lah gw pindah kerja aja!”. Untungnya tidak di eksekusi hehe. Siapa dari kita yang seringkali pernah mengambil keputusan berdasarkan hal singkat seperti itu? Daniel Kanehman, seorang professor pemenang nobel tentang behavior psychology, pernah menulis buku berjudulkan “Thinking, Fast & Slow”, di buku itu ia menyatakan bahwa manusia memiliki 2 jenis pemikiran, yaitu yang berdasarkan emosi intuisi (cepat) ataupun yang berdasarkan analisa logis (lambat – mental draining). De

Monyet Mana Yang Lebih Pintar?

Belakangan ini saya sering mendengar cerita tentang tech winter, dimana banyak start up-start up yang tadinya kita idam-idamkan memberikan informasi bahwa mereka melakukan lay off besar-besaran, ataupun akhirnya menutup usaha mereka. Belum lagi teman-teman yang tadinya mendapatkan cuan yang fenomenal dari bursa saham, crypto dan sebagainya, namun akhirnya hilang di periode berikutnya. Saya sendiri sering kagum dengan orang-orang yang berhasil di bidangnya masing-masing dan tentunya ingin memiliki keberhasilan yang sama seperti mereka di bidang saya sendiri. Namun saya teringat dengan sebuah cerita tentang ada 100 ekor monyet yang diminta memilih apakah IHSG besok akan hijau ataupun merah. Pada percobaan pertama, akan tersisih sebagian dari monyet tersebut, dan jika penelitian ini dilanjutkan terus menerus maka tentunya akan muncul seekor monyet yang berhasil menebak benar lebih banyak dari monyet-monyet lainnya. Yang sering terjadi adalah, kita seringkali mengagung-agungkan tentang

Kamu Suka Berenang, Diving atau Surfing

  Kalau kita belum bisa berenang, rasanya orang-orang sekitar akan menawarkan kita untuk belajar renang dulu di dekat rumah, atau di kolam cetek dulu. Mungkin gak kalau kita ditawarkan untuk langsung diving di Bunaken ataupun surfing di Hawaii? Sepertinya itu bukan pilihan yang menarik dilihat dari kemampuan kita saat ini. Tapi apakah artinya diving atau surfing adalah hal yang gak baik? Sama saja ketika saya melihat trading saham sebagai sebuah bisnis. Begitu juga dengan hubungan antara hutang dan bisnis. Hutang hanyalah salah satu instrument daya leverage yang ada di sebuah bisnis. Itu adalah suatu hal yang netral. Namun saya melihatnya, ketika berbicara hutang misalnya membeli property ataupun menjalankan sebuah bisnis, seseorang cenderung berpikir matang karena perlu kualifikasi yang lebih kompleks untuk mendapatkan pendanaan. Berbeda dengan bursa saham, yang cukup deposit saham sebesar sekian ratus juta, maka kita sudah bisa meminjam dana yang hampir sejumlah modal kita. Denga