Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

Saham adalah Hobi atau Bisnis?

Saya punya cita-cita untuk mempunyai bisnis yang baik, tapi saya sudah mencoba melakukannya beberapa kali dalam perjalanannya dan belum berhasil. Saya pikir apa yah hal yang bisa dilakukan bersamaan dengan bekerja dan bisa menghasilkan hal yang luar biasa juga. Ternyata tahun 2017 saya mengenal bursa saham, dan saya bisa mendapatkan untung ataupun kerugian secara instant. Awal mula saya terjun ke bursa saham, saya memperlakukan hal ini seperti hobi, karena rasanya seru melihat harga naik dan turun, mengantongi keuntungan ataupun kerugian kecil. Namun akhirnya saya menyadari, saham itu hanyalah sebuah permainan. Kita sendiri yang memilih mau menjadikan seperti apa permainan ini.  Sebenarnya saham adalah pasar modal, dimana produk yang dimiliki adalah berbagai surat kepemilikan terhadap saham yang ada di sebuah negara. Kita sebagai pedagang, bisa memilih membeli saham apapun dengan modal yang kita punya, dan menjual kembali ke pasar dengan tentunya mengharapkan keuntungan dengan jangka p

Lebih Baik Trader Retail atau Membeli Reksadana Saham?

Kenapa saya mau trading saham pribadi dibanding mempercayakan dana saya kepada fund manager (reksadana) yang ada? Karena saya percaya, kita bisa mencapai hasil yang lebih baik dari fund manager itu sendiri. Tentunya dengan usaha, pembelajaran dengan waktu yang dalam jangka panjang. Bagi saya ada beberapa kerugian yang dimiliki oleh fund manager yang bisa mengakibatkan kurang efektifnya hasil dari trading itu sendiri. Fund manager memegang dana yang sangat besar, puluhan, ratusan milyar bahkan triliunan rupiah. Dengan dana sebesar itu, mereka perlu menjaga liquiditas dalam pembelian sebuah saham. Mayoritas saham yang dibeli adalah saham yang memiliki kapitalisasi sangat besar. Padahal sejauh yang saya tahu, banyak sekali saham dengan hasil super performance, memiliki likuiditas yang jauh lebih kecil. Fund manager jadi susah masuk ke saham dengan market cap kecil, namun kalaupun bisa membeli saham tersebut, kesulitannya tiba saat perlu menjual saham tersebut di market yang downtrend. Say

Ratio Terbaik Dalam Menentukan Pergerakan Harga Saham

Suka bingung apa sih yang menggerakan harga sebuah saham? Saya melihat kalau ada saham-saham yang sudah dinilai mahal di bursa saham, tapi masih bisa saja naik lebih tinggi lagi. Tapi saya juga melihat kalau ada saham yang memiliki nilai intrinsik rendah, tapi harganya ga kemana-mana dalam waktu yang lama. Bagi saya, banyak cara melihat nilai sebuah saham. Semua sah-sah saja, karena semua orang punya preferensi yang berbeda kan? Kalau teman-teman tau, ada P/E Ratio sebagai ratio yang menunjukkan nilai intrinsik dari sebuah saham, dan sudah terjadi berkali-kali kalau gak selalu saham dengan P/E Ratio rendah akan memberikan hasil yang mengungguli saham dengan P/E Ratio yang sudah tinggi. Misalnya saja saya mengetahui seseorang yang beli sebuah lukisan dengan harga sangat mahal, tapi ada juga orang yang suka makan di warteg - hemat setiap waktu. Bagi saya, itu semua adalah persepsi pembeli terhadap suatu hal yang ingin ia beli. Jadi kembali lagi penggerak yang ada di bursa saham menurut s

Usahanya Sama, Tapi Hasil Maksimal

Saat ini saya bekerja sambil trading, dan saya menyadari satu hal.. Ternyata kerja sambil trading itu menyenangkan, sama-sama menghasilkan namun dengan cara yang berbeda. Penghasilan saya dari bekerja tentunya masih lebih besar saat ini, tapi saya menyadari effort yang saya berikan dalam tradingpun tidak sebesar effort yang saya berikan dalam pekerjaan saat ini. Memahami tentang itu, pastinya kita mau kalau semua hal yang kita kerjakan lebih optimal bahkan menghasilkan lebih banyak di setiap aspek kehidupan kita. Bisa dalam hal bisnis, kesehatan, trading, relationship atau banyak aspek lainnya dalam hidup ini. Ternyata ada 1 hal yang saya pelajari dari Naval Ravikant, yaitu bernama "Leverage" atau daya ungkit yang bisa kita gunakan dalam hidup. Leverage ini bisa menjadi kaca pembesar dari setiap keputusan / tindakan yang kita lakukan dalam menghasilkan result yang kita harapkan. Jika kita bicara dalam hal bisnis, ada beberapa hal yang bisa menjadi daya ungkit di hidup kita ad

Wanna Big Win, But First of All, How Much I Can Lose?

Jeff Bezos pernah menyampaikan "If you have a 10% chance at 100x returns, you should always take it. You're still going to fail 9/10 times, but the rewards are well worth it". Menurut saya ini adalah pedoman yang keren dalam kita menentukan "yes/no" dalam sebuah keputusan. Kalau sebagai trader, saya melihatnya sebagai assymetrical return yang ada di bursa saham. Kita semua pasti mau kan kalau rugi sedikit, tapi kalau untung bisa berkali-kali lipat. Saya setuju, hal itu sangat memberikan competitive advantage untuk kita. Tapi dengan apa yang saya pelajari di bursa saham, saya merasa hal itu akan menjadi jauh lebih powerful ketika kita memasukkan 1 variable lagi tentang risk management. Jadi kalau misalnya, kamu punya modal 100 juta rupiah dan kamu dapat kesempatan untuk ikut sebuah project "goreng" bitcoin yang memiliki kemungkinan 10% untuk untung 100x lipat dari modal yang kamu taruh. Apakah kamu akan ikut dengan keseluruhan modal kamu? Sebagai trader

Catatan Pengingat Bagi Diri Sendiri

Saya ingat selama hidup banyak hal yang saya coba dan lakukan. Mulai dari belajar gitar, bahasa inggris, bahasa mandarin, tae kwon do, dll. Namun, bagaimana ujung dari aktivitas tersebut? Ya, hilang tidak terlalu berbekas di dalam skill saya hari ini. Hehehe. Hal itu, lewat begitu saja dalam hidup saya. Saya menyadari saya lebih kepada "Jack of all trades, but Master of none". Saya bingung juga kenapa ya, waktu mau belajar suatu hal yang baru seperti muncul optimisme yang sangat tinggi, tapi saat menjalaninya seperti kehilangan bahan bakar untuk terus melaju. Saya percaya setiap dari kita juga mau bisa merasa berharga, melihat hasil-hasil di hidup kita. Tapi seringkali kita berhenti di tengah jalan, reset lagi dengan permainan yang baru yang seolah-olah jauh lebih menarik. Sekarang saya menyadari kalau itu adalah semangat mula-mula, optimisme yang kita miliki dari ketidak tahuan kita, sama dengan arti kata-kata kalau rumput tetangga selalu lebih hijau. Saat optimisme itu ada,

Untung di bursa Saham : Hoki atau Judi?

Banyak kepercayaan yang menyatakan "tidak ada orang yang bisa untung terus menerus di Bursa Saham". Mereka bilang kalau bursa saham itu adalah keberuntungan ataupun judi. Sebenarnya hal apapun yang kita lihat, bisa saja kita anggap sebagai 'hoki' atau judi. Misalnya seseorang yang baru 1 hari pegang setir dan mau menyetir mobil, ia bisa saja 'hoki' karena bisa sampai dari rumah ke mall secara aman. Mobil tidak baret / nabrak sedikitpun karena jalanan sepi. Lalu ketika ia ulangi 'hoki' itu lagi, berharap menghasilkan hal yang sama selanjutnya - itu namanya Judi. Saat kita judi, kita hanya tergantung sama yang namanya 'hoki'. Jadi ketika kita melakukan hal yang sama dalam waktu yang panjang, ada waktunya 'hoki' tidak berpihak pada diri kita, dan hasilnya adalah kerugian yang besar. Namun beda ceritanya, jika saya menaruh fokus pada skill yang saya pelajari melalui waktu, pengetahuan persistensi dan pengalaman. Fokusnya bukan tentang keunt

Psikologi Harga Murah Pada Emiten Saham

Saat bertransaksi di bursa saham, ada 2 tipe pola pikir yang berbeda namun memiliki keunikannya masing-masing dalam pengambilan keputusan jual beli saham. Prinsip 1 : Beli saham yang harganya sedang turun Keuntungan terbesar yang ada di bursa saham adalah ketika kita bisa mengetahui kapan barang / saham itu ada di harga yang paling murah dan nantinya saham itu akan bergerak naik menciptakan keuntungan untuk kita.  Saya pribadi awalnya menggunakan pola pikir prinsip 1, namun saya mendapatkan pola pikir lain yang lebih sesuai untuk saya saat ini. Yang saya percayai di bursa saham adalah harga sebuah saham merefleksikan apa pengetahuan dan kondisi yang ada di bursa saham tentang kualitas dari saham itu sendiri. Artinya, ketika ada saham yang turun cukup banyak, umumnya ada pengetahuan dan kondisi yang kurang baik tentang saham itu sendiri. Kira-kira ketika saham tersebut diterpa sentimen yang kurang baik, misalnya dari profit perusahaan, keputusan manajemen perusahaan, dll. Lalu dengan ko

Bagaimana Cara Menjual Saham Dengan Baik?

Prinsip dasar agar terus memiliki performance yang baik di bursa saham, bagi saya adalah dengan cara mengusahakan untuk lipat gandaan jumlah keuntunganmu dan kurangi setengah jumlah kerugianmu. Dari waktu ke waktu. Tidak pernah stop belajar dan meningkatkan skill kita. Kalau sudah mengerti cara beli sebuah saham yang efektif untuk diri kita, gak kalah pentingnya untuk memiliki cara pandang yang efektif dalam menjual sebuah saham yang kita miliki. Bagi saya, menjual suatu saham jadi lebih penting dan krusial dalam perjalanan seorang trader. Karena saat membeli - kita baru memulai komitmen dan hasil yang diciptakan terlihat saat kita menutup sebuah komitmen tersebut dalam periode waktu yang relatif panjang tertentu. Yang efektif bagi saya, ketika memulai trading kita sudah punya SOP seperti pesawat terbang, kapan take off kapan landing. Bukannya yakin banget saat take off, tapi landingnya dipikirkan dalam perjalanan. Jadi, plan the trade and trade the plan. Karena ketika saya sudah pegan

Bagaimana Cara Membeli Saham Dengan Baik?

Prinsip dasar agar terus memiliki performance yang baik di bursa saham, bagi saya adalah dengan cara mengusahakan untuk lipat gandakan jumlah keuntunganmu dan kurangi setengah jumlah kerugianmu. Dari waktu ke waktu. Tidak pernah stop belajar dan meningkatkan skill kita. Hal mendasar yang bisa dilakukan adalah memahami bagaimana dasar pemikiran kita saat membeli sebuah saham tertentu. Beberapa hal pembelajaran saya tentang keputusan membeli saham adalah ketika kita minim pengetahuan jangan beli saham all in. Kita bisa coba diversifikasi dengan membeli satu saham mungkin dengan nominal maksimal 10% dari total modal yang kita punya. Semakin tinggi jam terbang dan pengetahuan kita, kita bisa meningkatkan jumlah pembelian kita pada satu saham, misalnya hingga 20% dari total modal kita. Hal itu tentunya langsung berdampak ke potensi keuntungan yang kita dapatkan, tapi juga langsung kepada resiko yang kita tanggung dari 1 saham tersebut. Hal lainnya adalah keinginan menebak atau menargetkan 1

Percaya Pada Orangnya, Bukan Cuma Tentang Bisnisnya

Di awal karir saya, saya seringkali diajakin untuk investasi ke berbagai ajakan bisnis ataupun usaha yang ada. Secara jujur, jarang sekali saya melakukan investasi, alasannya adalah saya takut rugi. Namun ada pandangan teman baik saya yang cukup membukakan mata saya. Ia bilang bahwa "Lun, elu mah mau investasi kalau sudah pasti untung aja buat lu". Bicara selalu tentang untung dan rugi. Ia juga memberikan sudut pandang bagaimana kita bisa melihat potensi dan usaha dari seseorang meskipun ia blm mencapai hasil yang diinginkan bersama. Ia juga menyatakan tentang ketika seseorang memiliki peluang yang amat bagus, dan semua itu memiliki kepastian. Apakah dia akan serta merta menawarkan kesempatan itu ke kamu? Jawabannya akan sulit, jika kamu bukan orang penting dalam perjalanan hidupnya. Namun, ketika seseorang sedang mengalami kesulitan, atau in a smaller degree belum mencapai hasil outcome yang ia harapkan. Di saat itu lah seseorang membutuhkan bantuanmu, dan ia akan ingat bahw

Kekuatan Dari "Apa Kata Orang Lain" Dalam Trading Saham

Memiliki orang-orang di sekitar yang peduli dengan kita, ataupun yang punya pengalaman juga dengan dunia saham tentunya bisa menjadi keuntungan ataupun kerugian tersendiri. Saya sendiri merasa banyak sekali masukan yang orang lain berikan mengenai aktivitas yang kita lakukan di bursa saham. Menurut saya, masukan dari orang lain tersebut biasanya datang dari rasa peduli mereka terhadap apa yang kita lakukan, namun uniknya adalah hal itu merupakan belief yang mereka miliki berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya.  Beberapa orang yang saya kenal, mereka trading saham berdasarkan apa kata orang lain. Dalam jangka panjang, ada yang mendapatkan keuntungan dan ada yang malah rugi. Menurut saya, salah satu resiko besar dalam trading saham adalah tidak punya pendirian. Saat kita trading berdasarkan chart analysis, kita terganggu dengan strategi melihat fundamental perusahaan tersebut. Saat kita ingin membeli saham blue chip, kita terganggu dengan pilihan orang lain memilih saham &qu

Taking Profit Kecil, Sedikit-sedikit Lama-lama Jadi Bukit?

Awal mula saya belajar trading saham, saya merasa kalau paling menguntungkan itu jika sering-sering merealisasikan profit 1-3% per tradingnya dalam bursa saham. Tapi kalau sahamnya rugi terus bagaimana? Ya, ditahan saja nanti juga naik lagi. Namun pada kenyataannya, saya merasa kalau keputusan untuk cepat-cepat ambil keuntungan di bursa saham dan terutama menahan kerugian yang ada di bursa saham itu beresiko fatal. Beberapa hal yang menurut saya kurang menguntungkan untuk mengambil untuk kecil adalah, sangat sulit kita menebak apapun yang ada di bursa saham karena sifatnya market is unpredictable, terutama di short term period. Titik. Dengan tidak bisa memprediksi market, rasanya akan sulit untuk kita memiliki kemungkinan ratio probability to win in trading 70% dari jumlah trading kita. Kalaupun kita punya ratio probability to win lebih dari 70%, jumlah kerugian yang terjadi di 30% itu bisa saja menghabiskan seluruh keuntungan kita dan malah membuat kondisi keseluruhan kita merugi. Bua

Kuantitas / Kualitas Untuk Kuasai Skill Saham? Catat Semua Perjalananmu

Rasanya selalu ada momen untuk investor retail membeli puluhan saham dengan seluruh modal kita. Nanti waktulah yang akan menjawab apakah keputusan kita ALL IN di saham adalah hal yang tepat atau tidak. Jika kita berbicara tentang pentingnya menguasai skill berinvestasi / trading di bursa saham, menurut Anda mana yang lebih penting jumlah kuantitas atau kualitas dari aktivitas kita bursa saham? Menurut saya, bagi seorang pemula yang penting untuk mengawali dalam menguasai sebuah skill adalah dengan mencoba sebanyak mungkin kesempatan yang ada di bursa saham. Semakin banyak kita mencoba, semakin banyak kesempatan kita belajar. Tentunya tetap memperhitungkan resiko yang kita siap tanggung di bursa saham. Percuma kalau kita sebagai pemula, namun memiliki mental block untuk hanya mau trading dengan kualitas terbaik, dalam artian tidak pernah rugi. Loh, kita blm punya skillnya, bagaimana kita memastikan bahwa keputusan kita memiliki kualitas keputusan yang baik? Nanti ketika kita sud